20100528

Lakukan Optimalisasi Tarbiyah Untuk Meningkatkan Stamina Dakwah
Jika dipahami bahwa kelelahan dalam dakwah ini dianggap negative maka seorang kader perlu berupaya untuk membersihkan diri dari kelelahan tersebut
Jika dipahami bahwa kelelahan dalam dakwah ini dianggap negative maka seorang kader perlu berupaya untuk membersihkan diri dari kelelahan tersebut. Dengan begitu ia akan terhindar dari kondisi yang jauh lebih buruk dari apa yang dialami saat ini. Adapun upaya itu dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Pulihkan aktivitas pembinaan seperti sediakala dengan berdisiplin terhadap manhaj tarbawiyah.
Selama tarbiyah mengalami kelelahan maka selama itu pula jalan menuju peradaban ini semakin tertatih tatih. Karena itu seluruh pihak yang memiliki keeratan hubungan dengan perjalanan tarbiyah apakah sebagai murobbi atau pengelola tarbiyah ini perlu memukul gong atau meniup peluit panjang sebagai tanda bahwa ini adalah saat tarbiyah seperti sediakala. Halaqoh menjadi sarana penempaan diri mulai harus bergeliat kembali. Tasqif yang menjadi wadah untuk memperdalam dan mempertajam wawasan ke Islaman mulai digerakkan lagi. Mabit, Lailatul Katibah atau Jalsah Ruhiyah segera dilaksanakan lagi. Mukhayyam, Rihlah atau seluruh aktivitas tarbiyah yang biasa kita lakukan sesegera mungkin berjalan lagi sebagaimana mestinya. Dan selutuh komponen yang terlibat akan penyiapan masa depan ini berada pada peran dan kedudukannya masing-masing di barisan terdepan.
Meraih kegemilangan tarbiyah ini tidak dapat dipisahkan antara aktivitas tarbiyah dan maneuver dakwah di medan jihad. Karena sesungguhnya peradaban itu dapat tercapai manakala maneuver dakwah tersebut mendapatkan pasokan manusia-manusia pilihan lantaran kualitasnya yang piawai. Dan hal ini bermula dari pengokohan amal tarbawi secara maksimal.
122. tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.( At Taubah/9:122)
Oleh karena itu bukanlah saatnya untuk berleha-leha lantaran kelelahan selepas maneuver dakwah yang besar-besaran. Kini saatnya kita kencangkan semangat tarbiyah. Atau kekalahan yang hendak kita raih ?.

2. Memperbesar ruang hati sehingga tidak terlalu cepat bereaksi dan merasakannya.
Ruang hati dalam diri seorang manusia menjadi alat batu dalam diri seorang manusia menjadi alat bantu untuk memahami sebuah permasalahan. Bila ruang hati sempit akan sanga mungkin ia cepat bereaksi seketika akan apa yang baru saja dialaminya. Namun bila ruang hatinya lebar maka apapun yang dirasakannya selalu baik dan dipandang dari berbagai sisi untuk menggali nilai kebaikannya.
Dan dapat berperan sebagai tameng pada diri seorang aktivis dari segala beban dakwah yang tidak mengenakan hati. Karenanya ketika Nabi Musa as harus menghadapi Fir’aun setelah menempaan umatnya yang sangat melelahkan itu. berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku ,. dan mudahkanlah untukku urusanku, 27. dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, . supaya mereka mengerti perkataanku,( Thaha/20: 25-28)
Karenanya Imam Ghazali menasehati muridnya untuk selalu memperbesar ruang hati. Agar ia selalu menikmati apapun yang terjadi sehingga tidak ada lagi keluhan dan kelelalahan. Karenanya bagi kader dakwah ruang hatinya perlu dicermati semaksimal mungkin agar tidak menyempit. Bahkan ia harus pula mengetahui bagaimana memperbesarnya secara cepat dari kesempitan diri.

3. Membekali diri dengan kekuatan energy jiwa agar tidak cepat kelelahan.
Dengan energy yang tidak pernah habis tentunya dapat memperkuat daya tahan diri. Terlebih lagi dapat mengatur keluar masuknya energy sehingga bisa menjadi kekuatan sampai ke tempat yang dituju. Energy untuk meniti jalan dakwah ini hanya dapat dimiliki melalui jalanan hubungan ubudiyah kepada Alloh SWT
Semakin kuat seorang mukmin melakukan hubungan ubudiyahnya maka semakin banyak energy diri untuk bekalan di jalan dakwah ini. Begitu pun sebaliknya semakin lemah nya hubungan seorang mikmin kepada Alloh SWT, maka semakin menipis pula bekalan energinya. Oleh karena itu bagi aktivis dakwah hubungan kepada Alloh SWT menjadi kebutuhan penting. Sedikit saja lengah berdampak buruk bagi dirinya.
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi. Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, Maka tidak boleh rafats[123], berbuat Fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan Sesungguhnya Sebaik-baik bekal adalah takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal.( Al Baqoroh/2:197)
Dengan demikian aktivitas pemulihan dakwah dan tarbiyah juga perlu menyentuh kekuatan ubudiyah kader dakwah. Sehingga energy mereka senantiasa dalam kondisi surplus dan terus menebal. Dengan begitu apapun yang akan ditapaki ia dalam keadaan siap sedia.

4. Tingkatkan semangat kompetitif dalam diri apalagi dengan balasan syurga dan ridho Alloh SWT yang amat besar.
Semangat kompetitif dapat membuat sirna kelelahan diri. Terlebih dengan hadiah besar. Bahkan dengan kemampuan visualisasi terhadap ganjaran yang dijanjikan Alloh SWT energy dan kemampuan untuk melakukan sesuatu berlipat ganda.
Amr Ibnu Jamuh ra ketia mendapatkan kesempatan untuk pergi berjihad. Anak-anaknya memita agar mereka saja yang berangkat, sebab ayahnya sudah tua ditambah lagi dengan kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan lantaran cacat. Sang Ayah menjawab, wahai anak-anakku, masalahnya ganjarannya syurga. Tidak, aku tidak akan berikan pada kalian. Begitulah seorang yang bisa memvisualisasikan ganjaran besar tersebut, maka semangat kompetitifnya semakin meninggi.
" dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,( Ali Imron/3:133)
Karenanya semangat kompetitif kader dakwah harus terus menggelora dan jangan pernah mati. Ini dapat berimplikasi pada pertumbuhan dakwah dan kemampuan mendayagunakan potensi kader-kadernya.

Wallahu A’lam Bishowwab

0 komentar:

Posting Komentar